- Back to Home »
- cerita gaje »
- Ke Tempat Laundry
Posted by : Ricky Anggoro
Jumat, 19 Oktober 2012
Akhirnya,gw udah bisa update cerpen lagi,tapi kali ini gak ada kaitannya sama akatsuki. Dan ini cuman 611 kata aja,jadi sedikit. Daripada lama-lama,langsung aja cekidot
Di Suatu rumah, Pak Yanto,tengah kebingungan mencari jas nya yang tiba-tiba saja menghilang. Padahal ia sebentar lagi akan menghadiri acara pernikahan temannya. “ Mama,baju jas papa dimana?” Pak Yanto coba bertanya setengah teriak pada sang istri,Bu Tuti. “Wah,masih di laundry,gimana pah?”. “Tolong ambilkan yah mah,soalnya papa mau ada acara nih,belum lagi papa juga pidato di acara itu,papa juga sekarang mau buang air.” Pinta Pak Yanto yang sudah berpose ala kuda jingkrak tanda ingin segera ke kamar mandi. “Mama gak bisa pah,sekarang ini mamah mau arisan ibu-ibu.Udah mau berangkat ini mamah.” Sergah Bu Tuti. Lalu,pasangan suami istri ini melirik anaknya yang sedang bermain di teras rumah,Budi. Budi yang merasa diamati pun merinding. “Budi,kesini deh!” Panggil orang tuanya. “Aduh,kok rasanya itu mual kayak naik wahana Tornado di Ancol yah?” Budi berusaha mengelak. Budi adalah anak semata wayang dari Pak Yanto dan Bu Tuti. Meskipun baru berusia 7 tahun,namun dia sudah sangat dewasa. Entah mengapa,dia sudah mengerti hal-hal yang hanya diketahui pada usia 18+.
“Duh,hari liburku,kenapa jadi begini?” Budi mengeluh. Waktunya untuk bersantai di rumah malah disuruh mengambil jas sang ayah.
Flashback : On
“Batas waktunya masih 1 jam kok.” Ungkap Pak Yanto
“Ini mama kasih bonnya. Jangan lupa diberikan pada penjaganya,dan jangan lupa juga stamp kuponnya,biar nanti dapat gratis laundry.” Ucap Bu Tuti panjang lebar.
“Mau yah,nanti papa beliin lollipop 2 deh.” Tawar Ayahnya.
“Gak usah,satu aja,pemborosan!” Sergah Ibunya.
Flashback : Off
“Ahh,mama pelit. Harusnya kan aku dapet 2!” Umpat Budi.
Akhirnya, Budi sampai di tengah kota. Dia seakan-akan lupa apa yang harus dilakukannya di sini.
“Ayo-ayo,siapa mau permen,siapa mau!” Ternyata,ada badut bermodel Beruang yang sedang menjajakan permen gratis. “Kesana aja deh,mumpung lagi gratis,lagian kan lama.” Budi lalu menuju ke badut itu dan mengambil permen gratis. “ Hai pak badut,di dalam celana pak badut kayak gimana?” Budi mulai aneh. “ Nanti saya kasih permen gratis kok pak,hehe.” Budi menawarkan sesuatu pada Badut Beruang itu. Dan Mungkin karena suatu hal, Badut itu memperlihatkannya pada Budi. Lalu Budi melanjutkan perjalanannya.
Setelah mencari-cari,akhirnya Budi sampa di tempat Laundry. “Silahkan masuk!” Ucap seseorang penjaga Laundry tersebut. “Saya tadi kesini mau ngapain yah?” Tanya Budi. “Mungkin adik mau mengambil pakaian yang ada di Laundry ini?” imbuh sang penjaga. “Nah,itu maksud saya! Jawaban yang tepat sekali!” Puji Budi. Lalu,Budi langsung mencari-cari pakaian yang tadi disebutkan oleh Ayahnya saat dirumah. “Yang mana yah?” Budi terus mencari-cari di tempat itu. “Dik,jangan asal cari,coba adik perlihatkan bonnya!” Sang Penjaga masih berusaha ramah. Padahal,dalam hati sudah bergejolak ingin emosi terhadap anak ini. “Ohh,begitu yah. Hmm ini.” Budi lalu menyerahkan Bon yang diberikan oleh Ibunya tadi. Lalu Penjaga itu mencari jas sesuai dengan apa yang tertulis di bon itu dengan menggunakan alat pemutar,seperti yang digunakan penjahit. “Kok gak ketemu yah?” Sang Penjaga masih berusaha mencarinya. Karena menurut Budi menggunakan alat pemutar yang digunakan oleh penjaga itu mengasyikan,Budi bertanya pada penjaga. “Bolehkah saya mencoba alat itu? Terlihat mengasyikan!”. Si Penjaga yang masih sibuk itu melarangnya. “Gak boleh! Jangan menggangu yah!” sergah si penjaga.”Nanti saya beri 10 poin stamp kupon loh,kan lumayan bisa buat cuci gratis.” Budi mencoba menawarkan sesuatu. “ Dapet 10 poin pun gak ada artinya buat saya!” Penjaga itu mulai emosi terhadap si Budi. Karena tetap memaksa,si Budi dan sang penjaga itu akhirnya bertengkar kecil. Dan Buagh!! “Nah,ketemu juga akhirnya!” Sang penjaga tersenyum,melihat kenyataan,bahwa akhirnya jas yang dicarinya telah ditemukan. “Berkat saya juga kan?” Budi merasa bangga,bisa membantu sang penjaga.
Akhirnya,setelah mengambil jas dan membayarnya,Budi pulang ke rumah dengan agak terlambat. Karena terlambat itulah,Pak Yanto pun juga terlambat pada acara itu,dan iapun juga lupa menghafal teks pidato yang telah ia siapkan. “Manusia pada dasarnya punya penyakit yang cukup..ehmm membahayakan. Ng..ng..Nganu,yang pertama,emm penyakit hati. Yang kedua,emm penya- emm” Ucap Pak Yanto saat pidato
End
Gimana ceritanya? jangan lupa yah tinggalkan komentar,thanks :)